It's Me...

Aku memang bukan seorang pujangga, yang mampu melahirkan kata-kata indah dalam sekejap.
Aku hanyalah seorang gadis biasa yang ingin mencurahkan keluhnya hati lewat butiran kata-kata sederhana.
Aku tak mampu menciptakan ribuan syair indah dengan sejuta makna yang terkandung di dalamnya.
Namun, aku bisa menuangkan apa yang ku rasa melalui sebuah pena menjadi bait-bait yang bermakna.
Entah mulai kapan aku tertarik untuk menulis, merangkai huruf-huruf dan merajutnya menjadi kata-kata indah.
Aku tak pernah merasa bosan untuk merangkai kata tersebut menjadi cerita yang dapat dinikmati dan diresapi arti dari setiap makna yang terkandung di dalamnya.
Tapi, aku merasa nyaman, dan ketenangan saat menulis membuat aku semakin tertarik untuk terus menulis.
Dengan menulis, aku tak perlu merasa canggung dan malu mencurahkan semua yang ku rasa dan ingin ku ungkapkan.
Dengan menulis, aku mendapat kebebasan berimajinasi dan menyalurkan kata nurani menjadi sebuah kalimat yang dapat dinikmati.

Sabtu, 26 Februari 2011

Ayah,Ibu, Aku, dan Cinta

Alur kehidupan yang kejam, penuh lika-liku, dan menyesatkan. Tapi dibalik kegelapan pasti ada cahaya terang.
Allah selalu memberikan dua pilihan pada kita.
Surga-neraka, baik-jahat, bahagia-menderita...
Hidup ini pilihan, dan hanya diri kita sendiri yang berhak menentukan pilihan tersebut.
Mau tetap berada pada kegelapan atau bangkit dan berjuang untuk sampai pada titik terang, walaupun untuk mencapainya kita harus merangkak.
Mamah bilang...
Allah maha adil dan bijaksana, dia gak akan memberikan hal yang buruk untuk kita selain untuk mengingatkan kita agar bisa mnejadi baik.
“kamu baik, allah pasti sayang sama kamu, tapi kalau kamu bertindak sebaliknya, kamu sendiri yang akan menanggung akibatnya. Kamu udah beranjak dewasa , kamu memang masih tanggung jawab mamah, tapi kamu punya kehidupan sendiri, dan kamu yang harus bertanggung jawab atas hidupmu pada allah...
Mamah benar...
Sekarang aku mengerti, ayah ibu melarangku untuk melakukan hal yang ku suka, bukan karena mereka kjam. Tapi karena mereka sayang aku, dan mereka gak ingin aku salah melangkah, karena mereka ingin aku bisa jadi yang terbaik, dan mereka ingin aku bahagia kelak...
Aku bangga memiliki mereka. Aku salah jika mengatakan mereka tak perduli padaku, karena mereka hanya ingin mengajarkan aku untuk mandiri dan tegar menghadapi pahitnya hidup...
Saat aku kecewa, sakit, dan terluka...
Mereka yang ada untukku...
Saat tak ada satu orangpun yang perduli padaku, mereka yang menjagaku, menyelimuti tubuhku saat ku tertidur karena kelelahan, membangunkanku setiap pagi, dan mendoakan ku sepanjang waktu...
Mereka tak pernah lelah untuk membuatku menjadi anak yang cerdas dan berbudi...
Ayah bilang,,,” ayah bukan melarangmu untuk berpacaran, tapi ayah tidak ingin kamu kecewa.”
Aku ingat kata” itu, dan aku menyesal karena tak menghiraukan nasihatnya...
Maafkan aku , ayah ibu...
Aku mengerti sekarang...
Cinta memang sering kali membuatku salah melangkah...
Cinta ini adalah pengalamanku...
Cinta ini mengajarkan aku, tak semua orang bisa menghargai seperti apa cinta yang sejati, tak banyak orang baik di dunia ini yang mau perduli dengan orang lain, mengajarkan aku untuk lebih tegar dan tak mudah dibodohi oleh orang yang banyak mengumbar dusta...
dan cinta ini mengajarkan aku untuk memaafkannya dan melupakan kesalahannya...
serta cinta ini pula yang tetap menuntutku untuk tetap mencintai cinta...